Kemenag Bintan Gelar Pembinaan Dai/Daiyah di Tambelan
Kemenag Bintan Gelar Pembinaan Dai/Daiyah di Tambelan
Kemenag Bintan (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bintan melalui Seksi Bimas Islam menggelar kegiatan pembinaan dai/daiyah yang dipusatkan di Kecamatan Tambelan. Kegiatan digelar Minggu, 20 Juli 2025. Hadir dalam kegiatan tersebut Kakan Kemenag Bintan, Kasi Bimas Islam, perwakilan Polsek Tambelan, Sekcam Tambelan, tokoh agama, dan peserta.
Kegiatan diawali dengan pelantikan Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kecamatan Tambelan masa khidmat 2022 – 2027.
Kasi Bimas Islam Kemenag Bintan, H. Muhammad Ridwan mengatakan kegiatan pembinaan dai/daiyah merupakan kegiatan strategis dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang dakwah.
Kegiatan yang digelar di Masjid Baitul Rahmat, Desa Batu Lepuk itu mengangkat tema “Dai cerdas dakwah berkualitas.
“Kita menghadirkan narasumber berkualitas yang pakar di bidangnya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Bintan, H. Abu Sufyan dalam arahannya mengatakan Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk mendorong moderasi beragama dan memperkuat kerukunan umat. Ini adalah upaya kolektif, melibatkan peran aktif pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat, untuk memastikan Indonesia tetap menjadi bangsa yang damai dan toleran.
Abu Sufyan yang menjabarkan lebih jauh strategi penguatan moderasi beragama menjelaskan setidaknya terdapat tiga model pendekatan yang digunakan, antara lain pendekatan inklusif dengan menjaga kedamaian dan tolernasi melalui dialog antarumat beragama dan kerjasama lintas komunitas. Pendekatan multicultural dengan mengintegrasikan nilai-nilai toleransi dan beragaman dalam kurikulum pendidikan serta Pemberdayaan perempuan dan kolaborasi antar keduanya.
Moderasi beragama merupakan pilar utama kerukunan nasional, memastikan stabilitas dan kedamaian di tengah keberagaman menjadi tugas bersama. Kebijakan pemerintah mendukung kehidupan beragama yang damai dan inklusif bagi seluruh warga negara. Dibutuhkan kolaborasi semua elemen masyarakat untuk mewujudkan masa depan yang harmonis dan sejahtera.
Di lokasi yang sama, narasumber Dr. Ahmad Jalili mengatakan mengutip Imam Al-Ghazali, dakwah adalah inti dari misi para nabi, dan pewarisnya adalah para ulama.
Teknologi informasi, media sosial, globalisasi, serta perubahan budaya menuntut strategi dakwah yang adaptif.
Hatiman.